contoh teks deskripsi subjektif


PASAR KEBON EMPRING
Oleh Rizky Amalia Mukti

            Pada hari senin yang lalu PBSI E 2018 berkuliah menulis faktual dengan terjun langsung ke lapangan. Tempat yang  kami kunjungi  berada di pinggiran Kota Bantul, lebih tepatnya berada di jalan dusun Bintaran Wetan, Bantaran Wetan, Srimulyo, Kecamatan Piyungan Bantul, DIY dan sudah berdiri sejak satu tahun lebih empat bulan yang lalu,Pasar Kebon Empring namanya. Dinamakan Pasar Kebon Empring karena ada banyak penjual di sana yang berjualan di bawah pohon empring dan pada hari sabtu dan minggu ada kerajinan-kerajinan dari bambu. Tempat yang sangat strategis dan mudah dijangkau oleh semua orang,karena tempat ini dapat ditempuh dengan waktu 30 menit dari UNY.  Tempat wisata yang berada di perdesaan dengan masih banyaknya sawah-sawah yang luas dengan warna kehijauan menyegarkan mata menemani kami  disepanjang jalan menuju tempat tersebut. Perbukitan yang masih asri  dan berada di sekitar tempat wisata tersebut  dapat kita lihat dari tempat wisata ini semakin menambah kesan keindahan alam yang masih terjaga di tempat ini.
            Sesampainya di tempat wisata tersebut kami melihat sebuah patung robot berwarna merah dan kuning yang berada di pintu masuk dan seolah-olah menyambut kami dengan hangat. Saat kami mulai masuk kedalam tempat wisata tersebut pepohonan  bambu yang tumbuh subur di tempat tersebut. Suasana yang sejuk,nyaman, ditambah dengan suara angin dan bambu yang saling bergesekkan seolah-olah bernyanyi  untuk menyambut kami.  Disana juga berdiri rumah-rumahan, ada beberapa rumah-rumahan  yang berbentuk segitiga  untuk berjualan, untuk sekedar duduk-duduk atau melihat pemandangan, dan mushola yang terbuat dari bambu serta atap yang terbuat dari daun kolang-kaling serta pohon padi yang sudah kering.  Di tempat ini pun banyak mainan-mainan tradisional seperti dakon, ayunan yang terbuat dari kayu,dan egrang, ada juga alat musik dari bambu yaitu angklung, selain itu ada juga barang-barang yang sering digunakan orang zaman dulu yaitu sepeda ontel, “krondo”,dan juga capil.

            Ayam betina bersama anak-anaknya berjalan menuruni tangga untuk mencari makan di pinggiran sungai. Seorang anak kecil yang sedang bermain-main air di sungai ditemani oleh kedua anaknya dan mereka nampak amat bahagia membuat kami ingin untuk ikut bermain-main air di sungai Kali Gawe tersebut. Sungai yang tidak terlalu dalam serta air yang masih sangat jernih membuat kita bisa menyaksikan ikan-ikan kecil yang berenang bersama di antara batuan-batuan yang ada di dalam sungai tersebut. Kursi bambu, kursi kayu serta ayunan yang sengaja di letakan di dalam sungai tersebut membuat kita dapat duduk-duduk sambil menikmati pemandangan yang ada serta dapat bermain-main dengan kaki yang kita masukan kedalam air, pastinya dapat membuat kesan tersendiri bagi pengunjung tempat ini. Selian itu, dari sungai itu pun kita dapat melihat dua jembatan yang juga terbuat dari bambu yakni jembatan Gantung Mesra dan juga jembatan Cerewet. Jembatan gantung mesra yang indah dengan warna-warninya serta jembatan cerewet berwarna kuni yang ketika kita berjalan diatasnya akan terdengar suara-suara dari bambu yang kita pijak. Tak hanya ikan dan manusia yang senang bermain-main air di sungai ini, namun bebek-bebek yang berenang menyusuri sungai pun terlihat sangat bahagia. Oleh karena itu, tempat wisata ini sangat cocok untuk di jadikan alternatif wisata bagi orang Jogja dan yang sedang berkunjung di Jogja, dan kabarnya pada tanggal  26 sampai dengan 29 september 2019 sehingga tempat itu pasti akan sangat ramai pengunjung. Panggung yang akan didirikan di tengah-tengah sungai serta akan dihadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuono ke X pasti akan menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat sehingga mereka pasti akan berbondong-bondong ke Pasar Kebon Empring ini untuk menyaksikan karnaval tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Recount text, imaginative recount Spiderman

eksplanasi sequential Metamorfosis Katak

Recount Text Factual Recount Titanic